-->

Hai!

Saya Mirza Bareza Content Creator

Kolaborasi Kontak

Fokus

Fotografi
Video Editing
Content Creation
SAYA

MIRZA BAREZA

Content Creator dan Podcaster

Aku seorang content creator untuk sebuah brand makanan kenamaan Indonesia. Ketertarikan ku pada konten kreasi berawal dari kemampuan video editing dan penguasaan pengambilan gambar. Saat ini, aku juga sedang giat mendalami fotografi untuk keperluan foto produk dan konten di Instagram. Selain itu, aku juga fokus pada konten parenting di Instagram dan TikTok, berbagi pengalaman dan tips yang bermanfaat bagi para orang tua. Melalui pengalaman ini, aku terus berusaha menciptakan konten yang menarik dan berkualitas.

Kolaborasi

Workshop

Sharing tentang berkonten kreasi di Social Media

Freelance

Penggarapan video atau foto produk dan konten Social Media

Video Editing

Tingkatkan kualitas videomu to the next level

Kerja Sama Brand

Kolaborasi brand dengan cara yang kreatif

Blog

Doa Kami


Dari beberapa bulan lalu. Ia memasuki banyak fase. Mulai dari hanya bisa menangis, mulai mengeluarkan kata, memanggil bunda hingga ayah. Ini sangat mebahagiakan kamu berdua. Aku dan istri senaaang sekali dengan berbagai perkembangan yang dia miliki. 


Anak kami, selalu menjadi pelipur lelah setelah seharian bekerja. Senyumnya hingga ruwetnya selalu saja membuat kami lupa bahwa dunia yang sedang kami hadapi begitu keras dan mengesalkan. Pada matanya kami melihat, bahwa ada cinta dan harapan yang ia disandarkan pada kami. 


Nak, apapun yg terjadi kelak. Atau mungkin kamu menemukan notes ini, Ayah Bunda tetap menjadi manusia yang sama. Sayang dan cinta sama kamu. Bukan hanya karena kamu titipan-Nya. Tapi segenap hati kami sudah mengharapkan dan mebayabhkan kehadiranmu sejak Ayah dan Bunda berkenalan. 


Jadilah, manusia yang bermanfaat bagi sesama. Beradab. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran yg dicontohkan Rasulullah. Ayah Bunda senantiasa mencontohkan apa yang kami harapkan dari kamu. Seandainya kami ada luput atau nanti kami pernah meneteskan tinta luka. Maafkan kami ya. Itu bukan maksud kami. Karena sekali lagi, segenap cinta, kasih dan sayang yang ditumbuhkan Allah ini, sepenuhnya kami persembahkan untuk dirimu.

Anak-anak Ini Memang Begini ya


Alhamdulillah! Sudah dua hari ini Lilbun tidur denganku. Sikapnya tenang dan nggak begitu rewel di setiap malam. Dua malam terakhir, ia hanya terbangun 2-3 kali aja karena mau mimik susu dan ganti popok. Sebelumnya, ia hampir selalu terbangun di tengah malam. Bukan tanpa alasan ia nggak bangun lebih sering dalam dua hari terakhir saat tidur bersamaku. Ia ku tidurkan dalam posisi digendong  seperti di dalam foto pertama. Sedangkan sebelumnya, ku letakkan secara landiri di kasur khusus bayi new born. Hmmmmm anak-anak ini ya. Ada ada saja 🥹😘


Nggak Rewel!



Hari ini pula, aku menjalani photoshot bersama anak, istri dan keluarga besar. Kebetulan ibuku juga sedang ada di Sidoarjo. Pas! Kami melakukan foto bersama dengan anak lucu ini. Walaupun terasa sangat gerah, namun anak ini tidak rewel. Amazing! Terima kasih nak lucunya kamu hari ini ❤

Sudah Bisa Tengkurap!



Aku terperanjak mendengar istriku memanggil-manggil namaku saat aku sedang mengambil minum di lantai 1. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi istriku terus menerus memanggilku. Setelah aku sampai di atas, aku terkesima karena anakku yang belum genap berusia 1,5 bulan sedang tengkurap. Sambil masih menganga, istriku bilang kalau anak ini bisa tengkurap sendiri sambil menangis. Sayangnya, setelah tengkurap, ia nampak kebingungan bagaimana caranya untuk kembali lagi ke posisi telentang 

Usianya Satu Bulan, Ini Doaku



Dua hari lalu, anakku berumur 1 bulan. Tepatnya 15 Januari 2024. Perkembangannya pesat! Di atas ada foto-foto ia saat masih berumur kurang dari 1 minggu. Masih sangat kecil, ringkih dan perlu beberapa bantuan medis karena napasnya kurang baik saat pertama kali lahir. Alhamdulillah saat ini sudah sangat baik. Beratnya 3,9 kg yang awalnya dulu hanya 2,6 kg. Senang rasanya mengikuti perkembangan anak yang pesat dan mengagumkan ini. Terima kasih yaa Allah telah memberikan mutiara yang indah untuk saya dan istri

Pulanglah Nak



 [Verse]

Rimbun daun merindu angin

Lama ia tak datang menghembus

Hanya rintik hujan yang syahdu

Selalu setia untuknya


[Chorus]

Pulanglah nak

Ibu rindu apa adanya

Pulang, pulanglah nak

Biarkan Ibu, belai rambutmu

Kan ku restui setiap langkahmu


Pulanglah nak

Ibu tak sanggup lagi bicara

Pulang, pulanglah nak

Kata ayahku dirundung pilu

Ku bilang dunia menyibukkanku


[Verse]

Saat langit tak lagi membiru

Ia tak akan henti merindu

Walau hujan ditemani sendu

Dalam doanya aku


[Chorus]

Pulanglah nak

Ibu rindu apa adanya

Pulang, pulanglah nak

Biarkan Ibu, belai rambutmu

Kan ku restui setiap langkahmu


Pulanglah nak

Ibu tak sanggup lagi bicara

Pulang, pulanglah nak

Kata ayahku dirundung pilu

Ku bilang dunia menyibukkanku


[Bridge, strings]

Andai, andai hanya andai


[Chorus]

Pulanglah nak

Ibu rindu apa adanya

Pulang, pulanglah nak

Biarkan Ibu, belai rambutmu

Kan ku restui setiap langkahmu


Pulanglah nak

Ibu tak sanggup lagi bicara

Pulang, pulanglah nak

Kata ayahku dirundung pilu

Ku bilang dunia menyibukkanku


[End-DIBACA]

Buk, kenangan terakhir yang sangat menyakitkan

Di saat rintih rindumu tak tertahan

Aku hanya terdiam, tak merasakan

Kini hanya luka juga kata seandainya saat mengingatmu

Doa dan rindu ini selalu menyertaimu



Jogja dengan Seluruh Keindahannya yang Ngangenin

Disclaimer: Artikel ini adalah kerja sama dengan POST.APP.

Yogyakarta. Nama ini cukup membuatku teringat pada banyak kenangan. Yogya atau Jogja pernah jadi salah kota impianku sejak MA kelas 11. Saat itu, Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bikin silau. Tapi nasib mengatakan yang lain, hatiku pasca lulus MA malah membawaku ke Malang.

Sebelum punya hobi nongkrong di depan PC, awal semester kuliah aku demen banget kalau ada ajakan ke Jogja. Ini karena aku masih belum ikhlas dengan nasib kuliah di Malang, haha~

Pantas memang, kalau orang-orang menyematkan Jogja dengan begitu banyak predikat. Mulai dari kota pelajar, kota sejarah sampai sebuah kota yang punya beragam mantra rindu. Apa ya, Jogja benar-benar persis seperti yang digambarkan Adhitia Sofyan lewat lagunya “Sesuatu di Jogja”. 

Daripada bepergian ke tempat wisatanya, aku lebih senang mengunjungi angkringan dan berjalan kaki atau naik dokar (Andong) keliling kota. Aku nggak ngerti kenapa Jogja begitu istimewa. Apa mungkin gara-gara aku dan kita semua sudah jauh meninggalkan budaya tradisional?

Hal yang membuatku makin merasa Jogja adalah aku ketika beberapa penjual masih mempertahankan kebiasaan masak secara tradisional. Misalnya masak nasi goreng dengan menggunakan arang sebagai sumber api. 

Aku punya kenangan, aku pernah besar dalam lingkungan tradisional di Banyuwangi, di sebuah desa bernama Benculuk. Mbah Uti (Nenek) dan Mbah Kung (Kakek) hampir selalu masak menggunakan tungku api untuk masak besar. Misalnya saat lebaran dan acara keluarga lainnya. Jadi tugasku dulu menyiapkan kayu-kayunya sebagai bahan bakar.

Photo by Lek Nikto on Unsplash

Saat berkuliner aku juga suka senyum-senyum sendiri kalau menemukan mbah-mbah yang masih menyimpan uangnya di balik baju, persis kayak Mbah Utiku! Aku juga selalu dibuat kagum pada penjual tradisional yang berhitung secara cepat dalam angan-angan, walaupun beberapa penjual lainnya sudah menggunakan aplikasi kasir. Namun tetap saja, aku kagum.

Di sudut lain Jogja, aku sering menemukan pertunjukan seni jalanan yang sayang banget kalau dilewatkan. Pertunjukan tersebut pun beragam. Ada tari, teatrikal sampai permainan musik dari pengamen jalanan yang total banget! 

Alat-alat musik yang dipakai pun juga beragam, kayak angklung, kulintang dan suling. Lagu-lagunya juga bikin pingin joged! Wkwk~

Terakhir ke Jogja itu tahun 2019 akhir. Saat itu aku masih magang di suatu kantor dan saat kantor ngadakan fun holiday ke Jogja, anak magangnya diajak! Yaaaaa akhirnya jadi kesempatan kangen-kangenan sama kota ini! Karena acara bersama, aku nggak bisa seenaknya. 

Jadi tetap harus ikut jalan-jalan ke tempat wisata sesuai dengan jadwal. Malamnya saat diberi waktu bebas kemana saja, aku langsung cari nasi Gudeg! Malam itu Malioboro pueeenuh! Tapi tetap menyenangkan.

Mampir dulu ke Candi Prambanan. (2019)

Kalau ditanya apa bosennya di Jogja aku akan jawab “Nggak ada!”. Beneran! Jogja itu komplit. Semuanya kenangan bisa diawali dan diakhiri disana. Walaupun punya hobi nongkrongin PC, khusus Jogja, kalau ada kesempatan dan tawaran untuk bepergian kesana setelah pademi ini, aku akan ambil!

Semoga pandemi ini cepat berlalu. 

Semoga kita bisa segera melakukan berbagai aktivitas dengan lancar dan baik. Tentu saja, semoga Jogja selalu menjadi kota kenangan dengan segala keindahannya.

Kontak

Domisili:

Sidoarjo, Jawa Timur